Otak Kelelawar & Bunyi Yang Kita Fokuskan
Jum'at, 25 April 2025

Advertisement

Masukkan script iklan 970x90px

Otak Kelelawar & Bunyi Yang Kita Fokuskan

Tuesday, May 7, 2019

Bagaimana kau tahu apa yg harus didengar? Di tengah-tengah kegaduhan pesta, bagaimana seorang ibu tiba-tiba fokus kepada bunyi tangisan seorang anak, walau bukan anaknya sendiri?

Bagaimana kau tahu apa yg harus didengar Otak Kelelawar & Suara Yang Kita Fokuskan

Bridget Queenan seorang kandidat doktoral neurosains di Pusat Medis Universitas Georgetown meneliti kelelawar berjenggot (Pteronotus parnellii) untuk membantunya memecahkan teka-teki ini.

Pada pertemuan tahunan Perhimpunan Neurosains di San Diego, Queenan akan melaporkan bahwa ia telah menemukan neuron-neuron dalam otak kelelawar yg nampaknya "menyuruh diam" neuron lainnya saat bunyi komunikasi relevan datang. Proses tersebut berdasarkan ibu Bridget bisa, saja berlaku juga pada manusia, ibarat yg diberitakan oleh e! Science News (14/11/10).

Dalam penyelidikannya, ia juga menemukan bahwa "beberapa neuron nampaknya tahu untuk berteriak lebih keras untuk melaporkan bunyi komunikasi dalam kegaduhan."

"Jadi kini kita bisa, mulai menyimpulkan bagaimana sel-sel dalam otak kau bisa menangani lingkungan indera kompleks kawasan tinggal kita," tambah ibu Queenan.

Untuk memahami fungsi indera pendengaran otak, kelelawar secara khusus merupakan binatang yg menarik untuk dipelajari alasannya yakni binatang tersebut memproses bunyi lewat gema lokasi (menentukan lokasi sesuatu dengan mengukur waktu yg dibutuhkan oleh gema untuk kembali dari titik tersebut) yg merupakan sejenis sonar biologis. Kelelawar menghasilkan bunyi kemudian mendengar gema tersebut yg dihasilkan saat bunyi tersebut terpantul dari obyek-oyek di sekitarnya. Kelelawar menggunakan gema ini untuk mencari jalan & untuk berburu.

Otak kelelawar tak hanya harus memproses pedoman gema konstan tapi juga harus secara bersamaan memproses komunikasi sosial kelelawar, tutur ibu Queenan.

"Apa yg akan kita coba ketahui ialah bagaimana seekor kelelawar sanggup terbang sembari menggema lokasi, mengeluarkan bunyi berciut & mendengarkan suaranya sendiri yg terpantul balik di tengah-tengah koloni ratusan kelelawar yg juga menggema lokasi & mungkin secara bersamaan mendengarkan kelelawar lainnya berkata 'hati-hati!' Kelelawar memang ka&g kala mengeluarkan bunyi hati-hati," katanya. "Malahan kelelawar mempunyai sekumpulan bunyi komunikasi: bunyi marah, bunyi peringatan, & bunyi yg menyampaikan tolong jangan sakiti aku."

Wilayah pemrosesan indera pendengaran dalam otak kelelawar lebih besar dari pusat-pusat lainnya, sama ibarat sentra pemrosesan penglihatan pada insan yg lebih besar. "Manusia utamanya beraktifitas dengan penglihatan jadi porsi besar dalam otak diperuntukkan bagi pemrosesan penglihatan. Kelelawar di lain pihak beraktifitas dengan suara," kata ibu Queenan.

Dalam studi ini, ibu Queenan beserta para koleganya menghadirkan aneka macam kombinasi bunyi gema lokasi dengan aneka macam bunyi komunikasi untuk membangunkan para kelelawar untuk melihat bagaimana neuron-neuron dalam otak kelelawar menangani bunyi hiruk pikuk ini. Para peneliti menemukan bahwa beberapa neuron kelelawar mengontrol aktifitas neuron lainnya saat suara-suara penting dirasakan. Para peneliti ini juga menemukan neuron-neuron lain yg memperbesar persepsi komunikasi kelelawar dalam latar kegaduhan suara. Kerjasama kumpulan neuron ini memungkinkan kelelawar untuk mendengar apa yg perlu didengar.

"Semua organisme secara konstan terbebani dengan rangsangan-rangsangan yg tiba ibarat suara, cahaya, getaran & lain sebagainya, & sistem pancaindera kita harus menyortir rangsangan yg paling relevan untuk membantu kita bertahan hidup," kata ibu Queenan. "Sebagai manusia-manusia kita tak hanya sensitif terhadap tangisan seorang anak, tapi kita memperhatikan kilasan cahaya lampu ambulans walaupun kita se&g asik melaksanakan hal lain.

Ibu Queenan menyampaikan bahwa kiprah berikutnya ialah untuk merekam neuron-neuron pada kelelawar yg tak hanya terbangun tapi terbang.

http://gumc.georgetown.edu/

Kategori Terkait:

Informasi Terkait:

Loading