Para perokok pasif yg terus menerus menghirup asap tembakau beresiko kehilangan kemampuan mendengar, berdasarkan penelitian.
Penelitian sebelumnya mengindikasikan bahwa orang-orang yg dulu merokok serta yg masih merokok lebih cenderung kehilangan kemampuan penuh pendengaran mereka, namun belum diketahui apakah perokok pasif juga rentan terhadap hal ini.
Para peneliti menggunakan data tahun 1999-2004 dari National Health and Nutrition Examination Survey yg merupakan survey keluarga tahunan yg digabungkan dengan investigasi fisik sampel representatif populasi A.S. Demikian menyerupai yg dilansir oleh Science Codex (16/11/10).
Total 3.307 orang cukup umur berumur antara 20 & 69 tahun dimasukkan dalam analisa akhir. Kemampuan mendengar mereka semua dites & diklasifikasikan sebagai perokok pasif berdasarkan tingkat unsur pokok kotinin dalam darah mereka.
Mereka juga menyediakan warta rekam medis, tingkat eksposur bunyi, serta apakah mereka pernah merokok / tinggal/bekerja bersama seorang perokok.
Tingkat kehilangan kemampuan mendengar pada setiap pendengaran dinilai dengan menguji kemampuan mendengarkan nada murni pada rentang frekuensi dari 500 Hz (rendah) sampai 8000 Hz (tinggi).
Para laki-laki yg lebih bau tanah & mereka yg menderita diabetes secara signifikan lebih cenderung kehilangan kemampuan mendengar pada frekuensi tinggi & hal ini berlaku pada mereka yg merupakan mantan perokok & mereka yg tak pernah merokok.
Akan tetapi sehabis memperhitungkan faktor-faktor ini, baik mantan & perokok pasif terhubung dengan kerusakan pendengaran.
Mantan perokok secara signifikan lebih cenderung menderita kerusakan pendengaran. Terjadinya kehilangan kemampuan mendengar frekuensi rendah sampai frekuensi menengah pada kelompok ini berada di angka 14% & hampir setengah (lebih dari 46%) kehilangan kemampuan mendengar frekuensi tinggi (lebih dari 25 desibel).
Penemuan yg lebih terperinci pada mereka yg dulu perokok mengatakan bahwa menghisap asap rokok orang lain secara konstan dalam kelompok ini walaupun pada tingkat rendah sanggup meneruskan proses kehilangan kemampuan mendengar frekuensi tinggi yg dimulai ketika mereka masih merokok, kata para peneliti.
"Penelitian lebih jauh diharapkan untuk memilih apakah merokok pasif meningkatkan imbas eksposur suara & penuaan terhadap kemampuan mendengar. Jika inovasi ini secara bebas dikonfirmasi, maka kehilangan kemampuan mendengar bisa, ditambahkan ke daftar jawaban penyakit yg berhu.bungan dengan eksposur terhadap asap tembakau yg bukan berasal dari penderita," tutup para peneliti.
Penelitian ini dipublikasikan di Tobacco Control.
https://agpolicysoup.blogspot.com/search?q=deteksi-awal-kanker-paru-paru">Kesehatan Informasi Terkait: