Universalitas Evolusi Otak
Senin, 28 April 2025

Advertisement

Masukkan script iklan 970x90px

Universalitas Evolusi Otak

Thursday, May 16, 2019

Para peneliti menawarkan sifat universalitas dalam evolusi otak. Mereka menemukan prinsip biologis yg mengatur diri sendiri dalam otak tiga mamalia yg secara genetik sangat berbeda, tapi dari ketiganya mereka menemukan prinsip matematis yg persis dalam pengorganisasian serta orientasi neuron-neuron.

Para peneliti menawarkan sifat universalitas dalam evolusi otak Universalitas Evolusi Otak
Foto: wikimedia

Nenek moyg bajing & galago terpisah 65 juta tahun dalam garis evolusi. Namun, pusat-pusat pemrosesan visual otak mereka menawarkan desain yg sama.

Para peneliti di Universitas Duke menemukan bahwa korteks visual mengatur dirinya sendiri melalui aktifitas neuron & tidak melalui gen / lingkungan.

Penelitian ini penting a&ya alasannya studi gres ini menawarkan bahwa pola-pola rumit koneksi otak bisa mengorganisir diri sendiri dengan presisi matematis.

Malahan konsep bahwa suatu teladan rumit bisa, muncul dalam suatu sistem dinamis tanpa otoritas sentral / perencana telah dipahami, contohnya dalam bi&g fisika. Demikian menyerupai yg dilansir oleh Physorg (04/11/10)

Namun dalam sains biologi khususnya bi&g neurosains, pengorganisasian diri sendiri sebagai kekuatan perkembangan jarang didokumentasikan. Penelitian yg dilakukan oleh para peneliti di Universitas Duke ini tentunya menyediakan perkara yg didokumentasikan. Struktur eksak ini muncul dari aktifitas terus menerus & interaksi lateral neuron-neuron juga jaringan saraf.

Penemuan ini bisa, buat para ilmuwan berpikir dengan cara gres mengenai bagaimana suatu sistem yg rumit menyerupai otak insan dengan 100 milyar neuronnya menjadi terhubung untuk memulai proses awal, yg mengindikasikan kekurangan relatif gen-gen pada genom insan & kekurangan relatif pengalaman yg berhu.bungan dengan lingkungan pada bayi yg sudah memliki arsitektur saraf yg maju pada korteks selebralnya.

Penjelasan mengenai pengorganisasian diri sendiri dalam perkembangan otak bisa, juga mempunyai implikasi bagi rehabilitasi otak orang-orang yg se&g dalam pemulihan dari penyakit / cedera saraf. Ketika sirkuit-sirkuit saraf pada otak yg se&g memulihkan diri mengaktifkan kembali agenda pertanaman yg membentuk perkembangan pada awal kehidupan, kelihatannya mungkin bahwa pengorganisasian diri sendiri akan terus mempengaruhi arsitektur sirkuit-sirkuit saraf bilamana mereka plastis & bisa mengubah kekuatan & distribusi koneksi-koneksi mereka.

Tantangan bagi penelitian ke depan ialah untuk memahami bagaimana instruksi-instruksi genetik & pengalaman awal kehidupan berinteraksi dalam suatu jaringan pengorganisasian diri sendiri sel-sel otak, & bagaimana interaksi-interaksi menyerupai itu bisa, dioptimalkan untuk mempertinggi fungsi pada otak yg berkembang secara normal, juga pada otak sampaumur yg harus mengikuti keadaan terhadap cedera & penyakit.

Penemuan ini dipublikasikan di Science tanggal 4 November 2010.

http://www.sciencemag.org/cgi/content/abstract/science.1194869

Kategori Terkait:

Informasi Terkait:

Loading