Prediksi Penyakit Ginjal Kronis Dengan Tes Darah Sederhana
Rabu, 23 April 2025

Advertisement

Masukkan script iklan 970x90px

Prediksi Penyakit Ginjal Kronis Dengan Tes Darah Sederhana

Sunday, June 2, 2019

Mengukur tiga penkamu biologis pada satu sampel darah bisa, meningkatkan kemampuan para dokter untuk mengidentifikasi pasien yg beresiko tinggi menyebarkan penyakit ginjal kronis, berdasarkan penelitian baru.

Mengukur tiga penkamu biologis pada satu sampel darah bisa, meningkatkan kemampuan para dok Prediksi Penyakit Ginjal Kronis Dengan Tes Darah Sederhana

"Penemuan kami mengidentifikasi penkamu biologis yg sanggup meningkatkan prediksi resiko penyakit ginjal kronis," tutur Caroline S. Fox, MD, MPH dari the National Heart, Lung, and Blood Institute's Framingham Heart Study, Framingham, Massachusetts.

Studi tersebut mengikutsertakan lebih dari 2.300 partisipan pada Framingham Offspring Study yg merupakan studi lanjutan jangka panjang terhadap faktor-faktor resiko penyakit jantung serta akibat-akibatnya. Semua partisipan mempunyai fungsi ginjal normal dikala darah mereka dites pada tahun 1995 sampai 1998. Rata-rata 9,5 tahun lalu, sembilan persen para pasien sudah menyebarkan penyakit ginjal kronis (PGK). Delapan persen lainnya mempunyai kadar protein tinggi dalam urin (macroalbuminuria) dalam tes lanjutan. Hal tersebut merupakan tkamu penurunan fungsi ginjal.

Sampel darah yg disimpan dari tahun 1995 sampai 1998 dites unutuk melihat kalau enam penkamu biologis berbeda bisa, memprediksi pasien-pasien mana yg sangat cenderung menyebarkan PGK. Kombinasi tiga penkamu biologis secara signifikan meningkatkan kemampuan untuk mengidentifikasi para pasien yg beresiko tinggi terhadap PGK, termasuk homosistein yg merupakan penkamu resiko aterosklirosis, & aldosteron yg merupakan suatu hormon yg mempengaruhi penanganan garam oleh ginjal. Dua penkamu biologis yg sama tersebut juga memprediksi resiko makroalbuminuria sebagaimana peptida natriuretik tipe B yg merupakan indikator kerusakan jantung pada para pasien gagal jantung.

Menambahkan hasil penkamu biologis pada faktor-faktor resiko stkamur ibarat tekanan darah tinggi & diabetes akan menambah tujuh persen angka pasien-pasien yg diklasifikasikan beresiko tinggi terhadap PGK.

"Penyakit Ginjal Kronis mempengaruhi 13 persen populasi orang cukup umur di A.S. & merupakan faktor resiko penting bagi penyakit kardiovaskuler," ujar Ibu Fox. "Sulit untuk mengidentifikasi keganjilan awal dengan serum kreatinin yg merupakan pengukuran sangat umum untuk menilai fungsi ginjal."

Dengan pengujian lanjutan, penkamu-penkamu biologis ini sanggup meningkatkan asumsi resiko PGK. Lagi pula, sifat dari ketiga penkamu biologis tersebut bisa, menyediakan petunjuk-petunjuk penting wacana bagaimana PGK berkembang. Studi lanjutan dibutuhkan untuk melihat apakah perawatan yg mereduksi tingkat homosistein / menargetkan proses-proses yg melibatkan aldosteron & peptida natriuretik tipe B bisa, mereduksi resiko jangka panjang PGK.

Penelitian tersebut terbatas pada partisipan keturunan Eropa, oleh lantaran itu penelitian lebih luas dibutuhkan untuk melihat apakah hasilnya bisa, digeneralisir ke populasi multietnis.

http://www.asn-online.org/

Kategori Terkait:

Loading