Me& Magnet Dapat Mengubah Sopan Santun Seseorang
Selasa, 15 April 2025

Advertisement

Masukkan script iklan 970x90px

Me& Magnet Dapat Mengubah Sopan Santun Seseorang

Thursday, August 1, 2019

Ternyata me& magnet bisa, mengubah penilaian moral kita & agar saja kita tidak menjadi korban pembersihan otak.

Ternyata me& magnet bisa, mengubah penilaian moral kita & agar saja kita tidak menjad Me& Magnet Bisa Mengubah Moral Seseorang

Penilaian moral seringkali tidak ada hu.bungan dengan hasil / jadinya tetapi lebih berhu.bungan dengan maksud / tujuan. Sebagai pola masalah pembunuhan: Sistem aturan di Indonesia maupun Amerika Serikat membedakan kejahatan yg dilakukan tidak terjadwal & kejahatan yg terencana. Namun penilaian moral tidaklah sesuci ibarat yg kita yakini: ilmuwan MIT memperlihatkan bahwa mereka bisa, mengubah penilaian moral kita hanya dengan mengganggu bab tertentu otak kita dengan me& magnet.

Penelitian memperlihatkan bahwa bab kanan temporo-parietal junction (TPJ) otak memperlihatkan aktifitas tinggi ketika kita melaksanakan penilaian moral ibarat mengevaluasi maksud orang lain. Hal ini mengindikasikan bahwa bab itu penting untuk buat keputusan moral. Akan tetapi, ketika kita suka berpikir, kita sangat konsisten dengan moralitas kita, tim dari MIT memperlihatkan bahwa me& elektromaknetis yg ditempelkan di kulit kepala melemahkan kemampuan kita untuk mengevaluasi maksud orang lain, menyisahkan kita sedikit saja kemampuan untuk melaksanakan penilaian moral.

Penelitian itu mengkamulkan non-invasive transcranial magnetic stimulation (TMS) untuk mengganggu bab kanan TPJ, menghalangi sesaat tembakan normal neuron (sel saraf) di wilayah itu. Pada satu eksperimen, para penerima diberikan TMS selama hampir setengah jam kemudian diminta untuk menjawab soal-soal di mana mereka harus menilai agresi orang-orang menurut maksud mereka. Pada tes kedua, para subyek dipukul dengan ledakan  500-milidetik TMS sempurna dikala mereka mulai mengevaluasi problem moral.

Pada kedua kasus, para subyek kontrol bisa mengevaluasi ancaman & moralitas dari maksud orang-orang, se&gkan mereka yg diberikan TMS buat penilaian menurut hasil semata. Sebagai contoh, satu pertanyaan umum dilontarkan apakah secara moral diperbolehkan bagi seorang laki-laki untuk mengijinkan pacarnya menyebrangi jembatan yg ia tahu tidak kondusif walaupun pada akhirnya pacar ia berhasil menyebrangi jembatan itu dengan selamat. Para subyek kontrol mengetahui maksud untuk membahayakan secara moral tidak diperbolehkan, tapi mereka yg diberikan TMS sebagian besar mendasarkan penilaian mereka semata-mata hanya pada hasilnya; tak berbahaya, tak ada pelanggaran. Demikian ibarat yg dikutip dari Popular Science.

Penelitian itu tidak hanya memperlihatkan bahwa moral kita tidak sepenuhnya tak bisa, terganggu, tapi juga menawarkan penerangan perihal cara otak mengatur & buat pembagian keputusan moral. Hal itu juga memperkuat sesuatu yg kita semua tahu secara intuisif benar: mencari perbedaan antara benar & salah adalah sesuatu yg tidak gampang.

Kategori Terkait:

Informasi Terkait:

Loading