Katak Dapat Memprediksi Gempa Bumi & Aktifitas Seismik
Selasa, 15 April 2025

Advertisement

Masukkan script iklan 970x90px

Katak Dapat Memprediksi Gempa Bumi & Aktifitas Seismik

Wednesday, July 31, 2019

Ternyata katak tak hanya merindukan bulan saja tapi bisa, juga meramal

Ternyata katak tak hanya merindukan bulan saja tapi bisa, juga meramal Katak Bisa Memprediksi Gempa Bumi & Aktifitas Seismik

Buktinya tiba dari populasi katak yg meninggalkan koloni kawasan mereka berkembang biak tiga hari sebelum gempa bumi yg melkamu L'Aquila di Italia pada tahun 2009. Bagaimana katak mencicipi gempa belumlah jelas, namun kebanyakan induk & jantan melarikan diri. Mereka bereaksi walaupun koloni mereka berada 74km dari episentrum gempa, kata ilmuwan biologi di Majalah Ilmiah Hewan. Sulit untuk secara objektif & terukur mempelajari bagaimana para binatang berespon terhadap aktifitas seismik, sebagian dikarenakan gempa bumi jarang terjadi & tak sanggup diprediksi. Beberapa penelitian telah dilakukan perihal bagaimana para binatang piaraan merespon, tapi mengukur respon binatang liar lebih sulit. Bahkan mereka yg diketahui bereaksi, menyerupai ikan, binatang pengerat & ular cenderung melakukannya sesaat sebelum gempa bumi terjadi, daripada beberapa hari sebelum kejadian.

Namun, ilmuwan biologi DR. Rachel Grant dari Universitas Terbuka Milton Keynes, Inggris, secara rutin mempelajari sikap banyak sekali koloni katak setiap hari di Italia pada waktu sebelum gempa bumi besar terjadi. Studinya meliputi 29 hari pengumpulan data sebelum, selama & setelah gempa bumi yg melkamu Italia pada 6 April 2009. Gempa berkekuatan 6.3 menghantam bersahabat kota L'Aquila, sekitar 95km timur maritim Roma. DR. Grant sementara mempelajari katak 74km jauhnya di Danau San Ruffino di Italia tengah, ketika beliau merekam para katak berperilaku aneh. Lima hari sebelum gempa bumi, para katak jantan di koloni kawasan mereka berkembang biak menurun 96%. Hal itu sangatlah tidak masuk akal bagi katak jantan sebab setelah mereka kawin, biasanya mereka tetap aktif dalam jumlah besar di kawasan berkembang biak hingga proses bertelur selesai. Namun proses bertelur gres saja mulai di lokasi Danau San Ruffino sebelum gempa bumi menghantam. Lagi pula, tak ada aktifitas cuaca yg sanggup dihubungkan dengan menghilangnya para katak itu. Tiga hari sebelum gempa bumi, jumlah pasangan katak tiba-tiba turun menjadi tidak ada sama sekali. Walaupun telur katak ditemukan di lokasi itu enam hari sebelum gempa bumi, & enam hari setelahnya, tak ada telur yg dibuahi selama periode gempa - waktu dari goncangan pertama hingga setelah goncangan akhir. "Penelitian kami salah satu dari pertama yg mendokumentasikan sikap binatang sebelum, selama & setelah gempa bumi," kata DR. Grant, menyerupai yg dikutip BBC. Dia meyakini bahwa para katak melarikan diri ke dataran yg lebih tinggi di mana setidaknya mereka kondusif dari jatuhan bebatuan, longsor & banjir.

Bagaimana katak mencicipi aktifitas seismik yg akan tiba secara sempurna belumlah jelas. Perubahan2 sikap katak bertepatan dengan gangguan pada ionosfer, lapisan elektromagnetis paling atas dari atmosfer bumi, yg dideteksi oleh para peneliti di sekitar waktu gempa L'Aquila menggunakan sebuah teknik yg dikenal sebagai penyuaraan frekuensi radio sangat rendah. Perubahan2 menyerupai itu pada atmosfer secara bergantian oleh beberapa ilmuwan dihubungkan kepada pelepasan gas radon, / gelombang gravitasi, sebelum gempa bumi terjadi. Pada masalah gempa L'Aquila, DR. Grant tidak bisa, memilih apa yg mengakibatkan gangguan di ionosfer. Namun, penemuannya memang memperlihatkan bahwa katak sanggup mendeteksi sesuatu. "Temuan kami memperlihatkan bahwa para katak bisa, mendeteksi banyak sekali petunjuk pra-seismik menyerupai pelepasan gas & partikel-partikel perangsang, & memakainya sebagai bentuk peringatan dini gempa," katanya.

Kategori Terkait:

Informasi Terkait:

    Loading