Seperti yg diketahui oleh yg pernah mencoba tetap terjaga sesudah makan kenyg, makan bisa, mendorong rasa kantuk. Penelitian gres pada lperalatan buah memperlihatkan sebaliknya yakni rasa lapar bisa, saja menjadi cara untuk tetap berdiri tanpa rasa pusing / kendala mental.
Para ilmuwan di Universitas Washington di St. Louis menemukan bahwa rasa lapar mengakibatkan kebutuhan akan nutrisi menekan kebutuhan untuk tidur. Sama ibarat insan & tikus, lperalatan buah tak sanggup bertahan hidup tanpa tidur. Akan tetapi, pada lperalatan buah yg direkayasa untuk sensitif terhadap kekurangan tidur, rasa lapar bisa, meningkatkan waktu bertahan hidup tanpa tidur hampir tiga kali lipat .
Para peneliti memperlihatkan bahwa kemampuan untuk menahan imbas kurang tidur terhubung dengan protein yg membantu otak lperalatan buah mengatur penyimpanan & penggunaan lipid yg merupakan jenis molekul termasuk lemak ibarat kolesterol & vitamin yg sanggup larut dalam lemak ibarat vitamin A & D.
"Obat-obatan umum yg dipakai untuk buat orang tertidur / buat orang tetap bangun, semuanya ditargetkan pada sejumlah jalur-jalur di otak, semuanya berhu.bungan dengan transmisi neuro," kata Paul Shaw, PhD, ajun profesor neurobiologi & anatomi. "Memodifikasi pemrosesan lipid dengan obat-obatan bisa, menawarkan kita sebuah cara gres yg lebih efektif / lebih kurang imbas sampingnya dalam menanggulangi persoalan tidur."
Penelitian tersebut diterbitkan secara online pada tanggal 31 Agustus di PLoS Biology.
Penemuan tersebut menambah tantangan gres ke dalam hu.bungan rumit antara tidur & metabolisme diet. Para ilmuwan mengetahui sekitar satu dekade kemudian bahwa kekurangan tidur mengakibatkan obesitas & berperan dalam perkembangan diabetes & penyakit koroner. Sampai ketika ini, tak seorangpun telah menghubungkan antara gen yg terkait lipid dengan pengaturan kebutuhan tidur.
Clay Semenkovich, MD yg merupakan spesialis lipid Universitas Washington tapi tak secara pribadi terlibat dalam penelitian itu menyampaikan bahwa karenanya cocok dengan pemahaman yg se&g berkembang bahwa organisme menggunakan lipid lebih dari sekedar penyimpanan tenaga.
"Semakin terperinci bahwa lemak berfungsi sebagai molekul pemberi sinyal dalam banyak sekali konteks," kata Semenkovich, seorang Profesor Kedokteran Herbert S. Gasser. "Jika kau mengidentifikasi lipid yg terlibat dalam pengaturan tidur & mencari cara untuk mengontrolnya, kau bisa, mengurangi derita yg berhu.bungan dengan kekurangan tidur / kebutuhan untuk tetap bangun."
Shaw menggunakan lperalatan buah sebagai model imbas tidur pada organisme yg lebih tinggi. Dia merupakan salah satu di antara mereka yg pertama menunjukan bahwa lperalatan buah memasuki kondisi yg bisa, dibandingkan dengan tidur, yg memperlihatkan bahwa lperalatan buah mempunyai periode tidak aktif di mana rangsangan yg lebih besar diharapkan untuk membangunkan mereka. Sama ibarat manusia, lperalatan buah yg kurang tidur satu hari akan mencoba untuk menggantinya dengan tidur lebih banyak pada hari berikutnya, suatu fenomena yg ditunjukkan sebagai hutang tidur. Lperalatan buah yg kurang tidur juga memperlihatkan performa yg kurang pada uji sederhana kemampuan belajar.
Penelitian di lab lain memperlihatkan bahwa rasa lapar / puasa menahan lapar, menjadikan waktu tidur berkurang. Penelitian yg lebih gres juga memperlihatkan bahwa rasa lapar bisa, mengubah tingkat aktifitas gen yg mengatur penyimpanan & penggunaan lipid.
Para ilmuwan menguji lperalatan yg kelaparan & kurang tidur dengan dua tkamu akan hutang tidur yakni enzim pada air liur / saliva & kemampuan lperalatan untuk mencar ilmu mengasosiasikan cahaya dengan rangsangan yg tidak menyenangkan. Kedua hasil uji memperlihatkan bahwa lperalatan yg kelaparan tidak mengantuk.
"Dari perspektif evolusioner, hal ini masuk akal," kata Thimgan. "Jika kau kelaparan, kau ingin memastikan secara kognitif bahwa kau berada di atas permainan, untuk meningkatkan kesempatan kau menemukan makanan daripada menjadi makanan untuk orang lain."
Para ilmuwan menemukan sebuah imbas yg ibarat dengan kelaparan pada lperalatan buah di mana gen yg disebut lipid storage droplet 2 (LSD2) dinonaktifkan. Setelah kurang tidur, lperalatan buah dengan mutasi LSD2 kurang cenderung untuk tidur dalam waktu yg usang & tetap mencetak nilai tinggi dalam tes belajar.
"Mutan LSD2 nampaknya secara konstan merotasi lipid melalui depot penyimpanannya dalam sel, menaruhnya ke dalam & mengeluarkannya dengan sangat cepat," kata Thimgan. "Menonaktifkan LSD2 kelihatannya buat sel kesulitan untuk menahan lipid & memakainya dengan benar, & kami pikir hal ini menganggu kemampuan sel-sel otak untuk merespon kekurangan tidur."
Para peneliti se&g berusaha mengidentifikasi lipid tertentu yg dipengaruhi hilangnya LSD2.
Kategori Terkait:
Informasi Terkait: