Spesies Gres Katak (Amfibi)
Rabu, 23 April 2025

Advertisement

Masukkan script iklan 970x90px

Spesies Gres Katak (Amfibi)

Wednesday, May 1, 2019

Spesies gres katak ditemukan saat dalam perburuan mencari katak yg hilang di hutan hujan Kolombia.

Spesies gres katak ditemukan saat dalam perburuan mencari katak yg hilang di hutan huj Spesies Baru Katak (Amfibi)
Foto: Conservation International

Para ilmuwan menemukan spesies gres katak berparuh (jenis Rhinella) saat se&g dalam ekspedisi amfibi di Kolombia. Pewarnaan katak tersebut mengkamuflasekannya di atas daun di dasar hutan tersebut di mana binatang itu bertelur & menetas eksklusif menjadi anakan katak tanpa tahap berudu.

Kabar baik dalam dunia kodok & katak kesudahannya tiba sesudah para ilmuwan dalam sebuah ekspedisi amfibi di hutan hujan Kolombia menemukan 3 spesies gres termasuk katak berparuh kecil. Katak kecil tersebut yg panjangnya berukuran 2 cm / lebih kurang, merupakan anggota jenis Rhinella yg merupakan kerabat erat dari katak raksasa cane yg bisa, tumbuh sampai ukuran 28 cm. Pewarnaan yg tidak terperinci dari katak berparuh yg gres teridentifikasi ini mungkin mengkamuflasekannya di dasar hutan kawasan binatang tersebut meletakkan telur-telurnya. Anehnya, katak berparuh tersebut nampaknya melompati tahap berudu & eksklusif menetas menjadi anakan katak, berdasarkan laporan para ilmuwan dari Conservation International, IUCN Amphibian Specialist Group, Global Wildlife Conservation, & Fundación ProAves. Demikian menyerupai yg dilansir oleh Science News (19/11/10).

Sebuah spesias gres katak roket sejenis katak panah yg termasuk dalam jenis Silverstonei juga teridentifikasi untuk pertama kalinya. Para peneliti hanya bisa, melaporkan bahwa katak tersebut mempunyai mata merah & hidup di hutan hujan dataran tinggi Chocó montane.

Penemuan tersebut merupakan kejutan menyenangkan lantaran informasi perihal amfibi agak suram belakangan ini: Populasi katak & kodok secara global menurun yg disebabkan oleh abuh jamur, polusi serta bahaya lainnya. Namun tujuan utama ekspedisi tersebut yakni untuk menemukan katak berparuh Mesopotamia yg merupakan mahluk yg sudah usang sekali tak terlihat sehingga para ilmuwan khawatir jangan-jangan tak ada lagi yg tersisa. Sekalipun demikian, katak berparuh tersebut harus terlihat.

Kategori Terkait:

Informasi Terkait:

Loading