Waktu Mungkin Akan Berhenti 5 Milyar Tahun Depan
Sabtu, 26 April 2025

Advertisement

Masukkan script iklan 970x90px

Waktu Mungkin Akan Berhenti 5 Milyar Tahun Depan

Friday, June 21, 2019

Sebelumnya, teori menyampaikan bahwa waktu itu tak terbatas, akan tetapi teori gres menyampaikan sebaliknya.

 teori menyampaikan bahwa waktu itu tak terbatas Waktu Mungkin Akan Berhenti 5 Milyar Tahun Depan

Sejauh yg bisa, dikatakan para astrofisikawan, alam semesta mengembang dengan kecepatan tinggi & cenderung akan tetap demikian untuk jangka waktu yg tak terbatas. Akan tetapi kini beberapa fisikawan menyampaikan bahwa teori ini yg disebut "pengembangan abadi" & implikasinya bahwa waktu tak ada akhirnya, merupakan suatu problem bagi para ilmuwan untuk mengkalkulasi probabilitas setiap kejadian. Dalam makalah baru, mereka mengkalkulasi bahwa waktu cenderung akan berhenti dalam 5 milyar tahun mendatang yg disebabkan oleh sejenis malapetaka yg tak ada satupun hidup pada waktu itu untuk menyaksian kejadian tersebut.

Para fisikawan yakni Raphael Bousso dari Universitas California, Berkeley, bersama rekan-rekannya mempublikasikan makalah yg berisi rincian teori mereka di arXiv.org. Dalam makalah tersebut, mereka menjelaskan bahwa pada suatu alam semesta abadi, kejadian-kejadian yg paling tidak mungkin pun jadinya akan terjadi, & tak hanya terjadi tapi terjadi dalam jumlah yg tak terbatas. Oleh lantaran probabilitas / peluang diartikan dalam lingkup kelimpahan relatif kejadian-kejadian, maka tak ada gunanya memilih tiap probabilitas lantaran setiap kejadian akan cenderung terjadi dengan sama.

"Jika memang terjadi di alam, pengembangan awet mempunyai implikasi-implikasi yg luar biasa besar," menyerupai yg ditulis Bousso & rekan-rekannya dalam makalah mereka. "Tipe kejadian / kejadian apa pun yg mempunyai probabilitas yg tidak bernilai nol, akan terjadi banyak kali secara tak terbatas, biasanya pada wilayah-wilayah terpisah yg tetap selamanya di luar hu.bungan sebab. Hal ini meruntuhkan dasar prediksi-prediksi probabilistik eksperimen-eksperimen yg dilakukan dalam dunia sehari-hari. Apabila secara tak terbatas banyak orang di seluruh alam semesta memenangkan undian, pada bi&g apa seseorang masih bisa, mengklaim bahwa memenangkan undian itu mustahil? Pastinya ada juga banyak orang yg tidak menang undian, tapi dalam pengertian apa jumlah mereka lebih banyak? Dalam eksperimen-eksperimen sehari-hari menyerupai mengikuti undian, kita mempunyai aturan-aturan terang untuk buat prediksi-prediksi & menguji teori-teori. Akan tetapi kalau alam semesta mengembang selamanya, kita tak lagi mengetahui mengapa aturan-aturan ini berfungsi.

"Untuk melihat bahwa hal ini bukanlah semata-mata merupakan maksud filosofis, hal tersebut membantu mempertimbangkan eksperimen-eksperimen kosmologis di mana aturan-aturan tersebut agak kurang jelas. Sebagai contoh, seseorang ingin memprediksi / menjelaskan keistimewaan Latar Gelombang Mikro Kosmik, / teori lebih dari satu vakum, seseorang mungkin ingin memprediksi sifat-sifat terduga dari vakum tersebut yg kita ketahui sendiri, menyerupai massa Higgs. Hal ini memerlukan komputasi jumlah relatif observasi-observasi nilai-nilai berbeda massa Higgs tersebut, / langit Latar Gelombang Mikro Kosmik. Akan ada banyak contoh-contoh tak terbatas setiap pengamatan yg mungkin dilakukan, jadi apa itu probabilitas? Hal ini dikenal sebagai "masalah pengukuran" pengembangan abadi."

Para fisikawan menjelaskan bahwa satu solusi terhadap problem ini adalah untuk menyimpulkan bahwa waktu pada jadinya akan berhenti. Maka akan ada jumlah terbatas kejadian yg terjadi di mana kejadian-kejadian tidak mungkin terjadi lebih sedikit daripada kejadian-kejadian yg mungkin.

Pemilihan waktu "penghentian" ini akan mengartikan rangkaian kejadian-kejadian yg diperkenankan. Oleh lantaran itu para fisikawan mencoba mengkalkulasi kemungkinan kapan waktu akan berhenti yg menghasilkan lima pengukuran penghentian berbeda. Pada dua dari lima skenario ini, waktu mempunyai 50% peluang berhenti dalam waktu 3,7 milyar tahun. Pada dua skenario lainnya, waktu mempunyai 50% peluang untuk berhenti dalam 3,3 milyar tahun.

Pada skenario kelima yg merupakan skenario terakhir, skala waktu sangat singkat (dalam urutan waktu Planck). Pada skenario ini, para ilmuwan mengkalkulasi bahwa "waktu akan sangat besar cenderung berhenti pada detik berikutnya." Untungnya, kalkulasi ini memprediksikan bahwa kebanyakan orang adalah "bayi-bayi Boltzmann" yg timbul dari gejolak-gejolak kuantum pada permulaan alam semesta. Oleh lantaran kebanyakan dari kita bukan "bayi-bayi" tersebut, para fisikawan bisa, mengeluarkan skenario ini (sudah pasti).

Bagaimana selesai waktu tersebut menyerupai yg dirasakan oleh orang-orang pada waktu itu? Sebagaimana yg dijelaskan oleh para fisikawan, orang-orang tersebut tak akan pernah mengetahuinya. "Orang-orang pada masa itu akan tak terelakkan berada dalam penghentian sebelum menyaksikan janjkematian semua sistem lainnya," menyerupai yg ditulis oleh para ilmuwan. Mereka membandingkan batas penghentian waktu tersebut dengan ufuk lubang hitam.

"Batas tersebut sanggup diperlakukan sebagai suatu obyek dengan sifat-sifat fisik termasuk temperatur," berdasarkan para fisikawan dalam makalah mereka. "Sistem-sistem bahan yg bertemu dengan selesai waktu di termalisasi di ufuk ini. Hal ini menyerupai dengan citra orang yg berada di luar wacana suatu sistem bahan yg jatuh ke dalam sebuah lubang hitam. Namun, hal yg sangat gres adalah pernyataan bahwa kita mungkin mengalami termalisasi pada waktu melewati ufuk lubang hitam." Sekalipun begitu termalisasi "sistem materi" tetap saja tak akan menemukan sesuatu yg tak biasa dikala melewati ufuk ini.

Bagi mereka yg merasa tak nyaman terhadap berhentinya waktu, para fisikawan memperhatikan bahwa ada solusi-solusi lain untuk mengukur problem tersebut. Mereka tidak mengklaim bahwa kesimpulan mereka bahwa waktu akan berhenti itu benar, hanya hal tersebut secara logika mengikuti dari suatu rangkaian asumsi. Kaprikornus mungkin salah satu dari ketiga perkiraan yg menggarisbawahi kesimpulan itu malahan tidak benar.

Asumsi yg pertama adalah bahwa alam semesta itu se&g mengembang selamanya, yg merupakan konsekuensi relativitas umum & sangat didukung oleh bukti eksperimental yg diamati selama ini. Asumsi kedua adalah bahwa definisi probabilitas didasarkan pada frekwensi relatif suatu kejadian, / apa yg disebut oleh para ilmuwan sebagai perkiraan tipikalitas. Asumsi ketiga adalah bahwa kalau waktu ruang memang tak terbatas, maka satu-satunya cara untuk memilih probablitas suatu kejadian adalah membatasi atensi seseorang kepada suatu penggalan terbatas dari alam-alam semesta yg tak terbatas. Beberapa fisikawan lainnya memperhatikan alternatif-alternatif perkiraan ketiga ini.

Apapun yg terjadi dalam 3,7 milyar tahun mendatang, makalah Bousso & rekan-rekannya mungkin akan mengakibatkan majemuk reaksi dalam waktu akrab ini.

Setidaknya kita bisa, melihat garis besar dari gosip ini.

http://arxiv.org/abs/1009.4698

Kategori Terkait:

Informasi Terkait:

Loading