Alam Semesta Berkembang Dari Cairan
Selasa, 22 April 2025

Advertisement

Masukkan script iklan 970x90px

Alam Semesta Berkembang Dari Cairan

Thursday, May 2, 2019

Alam semesta dulunya merupakan suatu cairan yg super panas sesaat sesudah kelahirannya, berdasarkan hasil pertama eksperimen reka ulang kondisi Big Bang / Ledakan Dahsyat.

Alam semesta dulunya merupakan suatu cairan yg super panas sesaat sesudah kelahirannya Alam Semesta Berkembang dari Cairan
the Large Hadron Collider - Foto: Flickr

Para ilmuwan yg bekerja di penghancur partikel terbesar di dunia adalah the Large Hadron Collider di CERN erat Jenewa, Swiss menemukan bahwa sup eksotik bersuhu lebih dari 10 trilyun derajat Celsius tercipta segera sesudah kelahiran alam semesta.

Material lengket & panas yg dikenal sebagai plasma kuark-gluon bersifat ibarat cairan panas, berdasarkan hasil temuan mereka.

Hal ini menyediakan lingkungan tepat bagi partikel-partikel pertama & atom-atom untuk terbentuk yg kemudian menghasilkan bintang-bintang & galaksi-galaksi di sekitar kita ketika ini. Demikian ibarat yg dikutip dari Telegraph (20/11/10).

Temuan tersebut mengejutkan para fisikawan lantaran temuan tersebut membantah pan&gan yg sudah diterima wacana apa yg terjadi segera sesudah terciptanya alam semesta adalah bahwa Big Bang memuntahkan gas yg super panas yg bantu-membantu menggumpal untuk membentuk materi.

"Dalam kejadian-kejadian pertama alam semesta, material tersebut bahwasanya bersifat ibarat cairan yg sangat padat," terang Dr. David Evans yg merupakan seorang fisikawan partikel di Universitas Birmingham yg merupakan pemimpin penyelidik dalam eksperimen tersebut.

"Hasil temuan ini memberitahukan kita wacana evolusi awal alam semesta yg secara tak terelakkan akan mempunyai implikasi terhadap bentuknya ketika ini.

"Kami harus melaksanakan lebih banyak analisis serta memperlihatkan lebih banyak anutan untuk memahami hal ini, tapi hasil ini benar-benar mengagumkan."

Hasil tersebut merupakan hasil pertama yg dikeluarkan oleh kelompok multinasional yg terdiri lebih dari 1.000 peneliti yg bekerja dalam eksperimen dengan Large Hadron Collider yg dimulai dua ahad lalu.

Mereka menggunakan akselerator partikel untuk menghancurkan atom-atom timah hitam bantu-membantu dalam sebuah detektor yg dikenal sebagai ALICE untuk membuat "big bang mini" yg dianggap bisa, menggandakan kondisi yg ada dalam pecahan detik sesudah alam semesta diciptakan.

Bola-bola api sangat kecil yg tercipta di dalam akselerator partikel sepanjang 27,3 km yg dikuburkan sedalam 5,2 km di bawah perbukitan kaki gunung Alpen di sekitar perbatasan Swiss & Perancis, mencapai lebih dari 10 trilyun derajat centigrade untuk seperseikian detik.

Pada temperatur ini atom-atom & partikel-partikel yg membangunnya meleleh ke dalam bagian-bagian unsur pokoknya yg dikenal sebagai kuark & gluon.

Pada umumnya para fisikawan meyakini bahwa pada temperatur tinggi yg dihasilkan sesudah Big Bang, energi yg secara normal mengikat kuark & gluon bantu-membantu akan melemah secara signifikan yg menghasilkan material yg bersifat ibarat dengan gas.

Penelitian sebelumnya lima tahun kemudian di Relativistic Heavy Ion Collider di Upton, New York berhasil membuat temperatur empat trilyun derajat & memperlihatkan bahwa dalam temperatur ini plasma kuark-gluon ibarat dengan cairan, tapi banyak yg menerka bahwa ketika temperatur meningkat, plasma tersebut akan menjadi serupa dengan gas.

Namun inovasi terakhir CERN memperlihatkan bahwa ini bukanlah hal yg bahwasanya & alhasil dibutuhkan mengubah anutan konvesional dalam fisika ketika para ilmuwan mencoba mencari tahu mengapa plasma kuark-gluon tidak bersifat ibarat yg diprediksi.

Dr. Evans mengatakan: "Teori-teori tersebut memperlihatkan bahwa energi yg menahan kuark mulai melemah pada suhu sesaat sesudah Big Bang & kuark akan bergerak dengan bebas ibarat gas.

"Kami menemukan bahwa energi berpengaruh yg menahan kuark masih tetap menjaga sebagian besar kekuatannya bahkan pada temperatur tinggi ini. Kuark masih berinteraksi satu sama lain lebih jauh dari dugaan kita.

"Hasil ini akan membantu kami lebih memahami wacana periode misterius sebelum proton-proton & neutron-neutron terbentuk pada awal alam semesta."

Professor Brian Cox yg merupakan fisikawan partikel di Universitas Manchester & presenter seri Wonders of the Universe BBC yg tidak usang lagi akan disiarkan menyampaikan bahwa inovasi tersebut membuka banyak pertanyaan wacana rupa awal alam semesta.

Dia mengatakan: "Mereka menggunakan banyak sekali metafora untuk menjelaskan bagaimana rupanya lantaran bentuknya tidak akan ibarat cairan apapun yg biasa kita kenal."

"Mereka membicarakan wacana kekuatan interaksi antar kuark & bagaimana partikel-partikel ini berperilaku bersama-sama. Partikel-partikel ini harus berinteraksi lebih berpengaruh dari yg diduga & oleh lantaran itu bersifat ibarat cairan.

"Eksperimen ini menyediakan hukum energi gres bagi kita & oleh lantaran itu melihat sifat yg tak terduga sangat menyenangkan. Penemuan ini sangat menarik."

Kategori Terkait:

Informasi Terkait:

    Loading