Misteri Hibernasi

Advertisement

Masukkan script iklan 970x90px

Misteri Hibernasi

Friday, April 5, 2019

Pada demam isu dingin, para beruang memperlambat metabolisme lebih dari yg sanggup diprediksi oleh suhu badan mereka.

 para beruang memperlambat metabolisme lebih dari yg sanggup diprediksi oleh suhu badan me Misteri Hibernasi

Jangan menilai seekor beruang dari suhu ba&nya, demikian menyerupai yg diindikasikan oleh data pertama mengenai fisiologi hibernasi.

Ada sesuatu yg terjadi pada hibernasi beruang hitam yg memperlambat rasio metabolisme lebih dari yg bisa, dijelaskan oleh suhu badan yg rendah, berdasarkan laporan andal fisiologi ekologi Øivind Tøien dari Universitas Alaska Fairbanks.

Pada demam isu hirau taacuh Alaska, para beruang hitam yg secara bersahabat dipantau, menurunkan suhu badan mereka rata-rata hanya 5,5 derajat Celsius, menyerupai yg dilaporkan oleh Tøien & rekan-rekannya dalam edisi 18 Februari jurnal Science. Kalkulasi stkamur fisiologi memprediksikan bahwa hirau taacuh yg menyerupai itu akan memperlambat metabolisme sekitar 65 persen rasio istirahat nonhibernasi. Akan tetapi metabolisme para beruang tersebut melambat bahkan ke zona penghematan energi yg rata-rata hanya 25 persen dari rasio dasar demam isu panas.

Hal menyerupai itu sejauh ini belum ditemukan dalam penelitian pada mamalia lainnya yg melaksanakan hibernasi, tutur rekan peneliti Brian M. Barnes yg juga dari Universitas Alaska Fairbanks.

Hibernasi mamalia penting bagi penelitian medis manusia, kata andal fisiologi ekologi Hank Harlow dari Universitas Wyoming di Laramie. Dengan mendasarkan pada prosedur yg ingin sekali dimengerti oleh para ilmuwan, beruang hitam meluangkan waktu lima sampai tujuh bulan tanpa makan, minum / buang air kecil. Akan tetapi tak menyerupai orang-orang yg hanya meluangkan waktu di daerah tidur / luar angkasa, mamalia-mamalia yg melaksanakan hibernasi tersebut tidak kehilangan kekuatan otot / massa tulang mereka. "Beruang memang mengagumkan," kata Harlow.

Studi ini merupakan yg pertama secara terus-menerus memonitor rasio metabolisme & suhu badan selama hibernasi beruang pada kondisi-kondisi rendah gangguan, tutur Tøien. Studi lainnya berdasarkan pengambilan sampel yg tidak terus menerus dengan perperalatanan yg lebih lama, bukti tak langsung, / mempelajari para beruang dengan aneka macam orang yg berada di dekat, menghasilkan "ketidakpastian," ungkapnya.

Dia & para koleganya mendapat data yg sedemikian besarnya dengan cara menjadi sukarelawan untuk mempelajari beruang hitam yg mencari masakan bersahabat pemukiman warga & akan segera dibunuh alasannya dianggap sebagai ancaman. "Kami membaca wacana mereka di Anchorage Daily News sebelum kami mendapat mereka," kata Tøien.

Untuk penelitian hibernasi mereka, para peneliti memonitor lima beruang, menempatkan mereka di kotak-kotak kayu jauh di dalam hutan. Kotak-kotak kayu tersebut sengaja dibentuk tidak terlalu besar lengan berkuasa biar agar para beruang sanggup menghancurkannya kapan pun mereka ingin keluar. Akan tetapi dikala para beruang berada di dalamnya, para peneliti menyidik konsentrasi oksigen untuk melacak rasio metabolisme. Instrumen-instrumen juga mengukur pergerakan otot & fungsi jantung.

Salah satu beruang tidak banyak menurunkan suhu tubuhnya selama awal hibernasi sampai ia melahirkan seekor anak beruang. Anak beruang tersebut tidak sanggup bertahan hidup, & sehabis itu suhu badan beruang betina tersebut berperilaku lebih menyerupai badan beruang lainnya.

Laporan-laporan wacana penurunan rasio metabolisme yg cukup baik selama hibernasi menggembirakan Eric Hellgren dari Universitas Illinois Bagian Utara, yg mengakui "suatu sudut pan&g berat sebelah sebagai spesialis biologi beruang." Dia menyampaikan studi yg dilakukan di Alaska tersebut mungkin akan mengakhiri diskusi panjang para andal fisiologi yg menganggap hibernasi beruang sebagai "suatu bentuk berbeda & 'lebih kurang'" dibandingkan dengan perubahan2 metabolisme besar yg terlihat pada hewan-hewan kecil menyerupai bajing tanah.

Pemantauan lebih rinci juga mengungkap kebiasaan-kebiasaan khusus beruang lainnya, menyerupai siklus-siklus beberapa hari / semingu selama pertengahan hibernasi dikala para beruang untuk sementara menaikkan suhu badan mereka. Tøien tidak menilai kenaikan kecil ini setara dengan penghangatan penuh secara terjadwal yg biasa dilakukan oleh hampir semua binatang lebih kecil yg melaksanakan hibernasi, yg menaikkan suhu badan mereka ke jarak normal selama beberapa minggu, buang air kecil & kemudian menurunkan lagi suhu badan mereka. Para peneliti yg tidak hati-hati melaksanakan pengukuran metabolisme selama siklus beruang akan mendapat angka inflasi pada garis hibernasi, catatnya.

Pengukuran rasio jantung pada tiga beruang Alaska menyampaikan penurunan dari rata-rata 55 detak per menit sebelum hibernasi menjadi 14 detak tak menentu per menit pada demam isu dinin. Harlow menyampaikan bahwa ia juga telah mendengar jantung beruang yg berhibernasi berdetak selama beberapa waktu & kemudian berdetak secara tak menentu. Mungkin untuk menghemat energi, spekulasinya.

Tim Alaska juga menemukan bahwa dikala para beruang bergerak lagi di demam isu semi, metabolisme mereka memakan waktu beberapa ahad untuk merangkak kembali normal. Data pemantauan menyampaikan bahwa beruang dengan setengah kecepatan rasio metabolisme masih menyampaikan sikap normal beruang.

Observasi tersebut cocok dengan studi yg dilakukan pada beruang grizzly yg meluangkan beberapa ahad pertama sehabis hibernasi dengan rasio jantung setengah dari kecepatan pada waktu demam isu panas, kata Lynne Nelson dari Universitas Negara Bagian Washington di Pullman. "Kemampuan penyesuaian sistem fisiologi beruang-beruang ini tak pernah berhenti mengejutkanku."

Kategori Terkait: