Ekor T-Rex, Kunci Kecepatan & Kemampuan Memburunya
Jum'at, 18 April 2025

Advertisement

Masukkan script iklan 970x90px

Ekor T-Rex, Kunci Kecepatan & Kemampuan Memburunya

Tuesday, April 23, 2019

T-rex sangat jauh berbeda jikalau dibandingkan dengan seekor pemakan bangkai lamban zaman Krateseus yg ekor panjangnya hanya berfungsi sebagai penyeimbang berat pecahan depan kepalanya yg besar.

rex sangat jauh berbeda jikalau dibandingkan dengan seekor pemakan bangkai lamban zaman Krate Ekor T-Rex, Kunci Kecepatan & Kemampuan Memburunya
Foto: Wikimedia

Kemampuan atletis T-rex (serta pecahan belakangnya) direkonstruksi oleh Scott Persons yg merupakan lulusan Universitas Alberta. Penelitian luasnya menunjukkan bahwa otot ekor yg sangat berpengaruh menimbulkan karnivora raksasa tersebut salah satu pemburu tercepat di masanya.

Seperti yg dikutip Science Blog (15/11/10), Persons mengatakan, "bertentangan dengan teori-teori sebelumnya, T-rex menyimpan lebih dari sekadar rongsokan di ekornya."

Persons yg menggeluti bi&g paleontologi tersebut memulai penelitiannya dengan membandingkan ekor reptil modern menyerupai buaya & biawak komodo dengan ekor T-rex. Dari semua binatang dalam penelitiannya, Persons menemukan bahwa otot terbesar di pecahan ekor menempel pada tulang kaki pecahan atas. Otot kaudofemoralis ini menyediakan tenaga gerak yg memungkinkan pergerakan cepat ke arah depan.

Namun, Persons menemukan bahwa T-rex mempunyai satu perbedaan penting pada struktur ekornya.

Ekor T-rex maupun binatang modern lainnya diberi bentuk serta kekuatan oleh tulang-tulang rusuk yg menempel pada tulang punggung. Persons menemukan bahwa tulang-tulang rusuk pada ekor T-rex terletak lebih ke pecahan atas ekor tersebut. Hal tersebut menyisakan lebih banyak ruang pada pecahan bawah ekor untuk perkembangan & pembesaran otot kaudofemoralis. Tanpa tulang-tulang rusuk yg membatasi ukuran otot kaudofemoralis, otot tersebut menjadi pembangkit tenaga berpengaruh yg memungkinkan T-rex berlari.

Pengukuran luas oleh Persons terhadap tulang-tulang T-rex serta pemodelan komputer menunjukkan bahwa penaksiran sebelumnya terhadap massa otot dinosaurus ditaksir lebih rendah sekitar 45 persen.

Hal tersebut menimbulkan para peneliti T-rex sebelumnya meyakini bahwa binatang tersebut kekurangan massa otot yg diharapkan untuk berlari yg oleh jadinya membatasi kemampuan memburunya. Kekurangan kecepatan membatasi tugas T-rex hanya sebagai binatang pemakan bangkai saja yg hanya bisa bertahan hidup dengan cara memakan binatang yg dibunuh oleh predator lainnya.

Untuk hal kecepatan T-rex persisnya, para peneliti menyampaikan bahwa hal tersebut sulit diukur, tapi Persons menyampaikan bahwa binatang tersebut tampaknya bisa, mengejar & menangkap binatang lainnya dalam ekosistemnya.

Penelitian ini dipublikasikan di jurnal Anatomical Record.

Kategori Terkait:

Informasi Terkait:

Loading