Hal ini tak sanggup dihindarkan: kemacetan koneksi di otak memperlambat waktu respon fisik kita saat kita bertambah tua, berdasarkan penelitian baru.
Reaksi yg lebih lambat ini terhubung dengan gangguan yg terkait dengan usia pada corpus callosum yg merupakan bab otak yg berfungsi sebagai bendungan selama gerakan motorik satu sisi untuk mencegah koneksi yg tak diinginkan / komunikasi silang antara kedua bagian otak, kata Rachael Seidler yg merupakan profesor di Universitas Michigan School of Kinesiology & Bagian Psikologi, & yg merupakan ketua penelitian itu, menyerupai yg dilansir pada tanggal 19 Agustus 2010 oleh ScienceDaily.
Pada waktu lain, fungsi corpus callosum sebagai jembatan & komunikasi silang, mempunyai kegunaan menyerupai dalam fungsi-fungsi kognisi tertentu / keahlian motorik dua sisi.
Penelitian Universitas Michigan ini merupakan yg pertama memperlihatkan bahwa komunikasi silang terjadi bahkan saat orang cukup umur bau tanah se&g beristirahat, kata Seidler yg juga mengambil bab di Program Studi Lanjut Institut Gerontologi & Neurologi. Komunikasi silang yg tidak bekerja ini memperlihatkan bahwa tidaklah mempunyai kegunaan bagi kedua bagian otak untuk berkomunikasi selama pergerakan motorik satu sisi alasannya yaitu sisi otak yg lain mengontrol bab badan yg se&g bergerak. Maka, saat kedua sisi otak berkomunikasi secara bersamaan sementara satu sisi badan mencoba untuk bergerak, akan terjadi kebingungan & respon yg lebih lambat, kata Seidler.
Studi sebelumnya memperlihatkan bahwa komunikasi silang dalam otak selama aktifitas motorik meningkat seiring usia tapi tidaklah terang jikalau komunikasi silang membantu / menghalangi fungsi otak, kata Seidler.
"Komunikasi silang bukanlah sebuah fungsi kesulitan aktifitas alasannya yaitu kita melihat perubahan2 pada otak saat orang tidak bergerak," kata Seidler.
Pada beberapa penyakit di mana corpus callosum sangat mengalami kemunduran menyerupai pada orang-orang yg menderita sklerosis multipel, kau bisa, melihat "pergerakan kembar" selama aktifitas motorik satu sisi, di mana kedua sisi bergerak bersama karna ada banyak komunikasi antara kedua bagian otak, kata Seidler. Pergerakan kembar ini juga secara normal terjadi pada bawah umur yg masih sangat muda sebelum corpus callosum berkembang dengan sempurna.
Pada penelitian itu, para peneliti menawarkan tuas kendali pada orang cukup umur berumur antara 65 & 75 kemudian mengukur & membandingkan waktu respon mereka dengan kelompok usia 20-25 tahun.
"Lebih banyak mereka menggunakan sisi otak lainnya, lebih lambat mereka merespon," kata Seidler.
Namun ada harapan, penuaan yg tak terelakkan bukan berarti sudah menjadi nasib kita untuk bereaksi lebih lambat. Seidler & timnya tengah mengerjakan studi pengembangan & pengontrolan latihan motoris yg mungkin bisa, membangun kembali / menjaga corpus callosum untuk membatasi arus berlebihan antara kedua bagian otak, katanya.
Studi sebelumnya yg dilakukan oleh tim lain memperlihatkan bahwa melaksanakan latihan aerobik selama tiga bulan membantu membangun kembali corpus callosum, katanya, yg memperlihatkan bahwa aktifitas fisik bisa, membantu mengimbangi efek-efek degenerasi yg terkait dengan penuaan.
Seidler & timnya juga merevisi studi yg mengunakan teknik pemetaan otak untuk menyidik penyakit yg terkait dengan perubahan2 otak pada pasien-pasien yg menderita penyakit parkinson.
Studi itu diberitakan di jurnal Frontiers in Systems Neuroscience.
Kategori Terkait:
Informasi Terkait: