Teknologi Laser Diagnosa Penyakit Tanpa Rasa Sakit
Rabu, 14 Mei 2025

Advertisement

Masukkan script iklan 970x90px

Teknologi Laser Diagnosa Penyakit Tanpa Rasa Sakit

Tuesday, June 25, 2019

Laser yg tak mengakibatkan rasa sakit bisa, mendeteksi gejala-gejala awal penyakit.

Laser yg tak mengakibatkan rasa sakit bisa, mendeteksi tanda-tanda Teknologi Laser Diagnosa Penyakit Tanpa Rasa Sakit

Alat penghasil sinar laser yg tidak mengakibatkan rasa sakit & yg gampang dibawa kemungkinan segera menggantikan sinar-X dalam mendiagnosa penyakit dengan cara non invasif (tidak masuk dalam badan dengan suntikan / pembedahan).

Para peneliti menyampaikan bahwa teknologi tersebut bisa, tersedia secara menyeluruh dalam waktu lima tahun.

Metode tersebut yg disebut spektroskopi Rasman sanggup membantu menemukan gejala-gejala awal kanker payudara, pembusukkan gigi & osteoporosis.

Para ilmuwan meyakini bahwa teknologi tersebut akan buat proses diagnosa penyakit lebih cepat, lebih murah & lebih akurat.

Spektroskopi Raman merupakan pengukuran intensitas & panjang gelombang sinar terpencar molekul-molekul.

Metode tersebut sudah dipakai dalam industri kimia & farmasi. Sebagai contoh, laser Raman dipakai untuk mengukur karakteristik nyala api. Dengan mempelajari bagaimana bahan2 bakar terbakar bisa, meminimalisasi polusi hasil pembakaran.

Michael Morris yg merupakan seorang profesor di Universitas Michigan A.S. telah menggunakan Raman selama beberapa tahun belakangan ini untuk mempelajari tulang manusia.

Selama ini ia memakainya pada tubuh-tubuh yg sudah tidak bernyawa lagi, tapi ia menyampaikan bahwa Raman bisa, terbukti efektif pada pasien-pasien yg masih hidup.

"Anda bisa, menggantikan banyak mekanisme diagnosa yg ada kini ini. Keuntungan besarnya adalah bahwa metode tersebut non invasif, lebih cepat dari prosedur-prosedur klasik & lebih akurat," katanya, menyerupai yg dilansir oleh BBC.

Ketika seseorang sakit, / akan segera sakit, adonan kimia pada jaringan/tisu (istilah biologi yg berkaitan dengan sel-sel) agak berbeda dengan jaringan yg sehat, kata para ilmuwan. Jadi, perubahan2 spektrum Raman tergantung pada jaringan yg dianalisanya, berdasarkan klarifikasi Profesor Morris.

Raman menyediakan sidik jari molekular yaitu komposisi apa saja yg diukurnya," jelasnya.

"Dalam keadaan sakit, komposisi kimia agak tidak normal / sangat tak normal tergantung pada penyakitnya."

Non Invasif

Diagnosa-diagnosa bisa, dilakukan dalam hitungan menit & tanpa sinar-X.

"Seorang pasien hanya menaruh pergelangan tanganya di atas meja kemudian ada serat optik yg mengantarkan cahaya laser yg terhubung dengan peralatan semacam gelang yg terbuat dari silikon yg terpasang pada pergelangan tangan pasien," Profesor Morris menjelaskan.

"Kami menghidupkan lasernya & sehabis mengumpulkan cukup sinyal dalam beberapa menit, lasernya kami matikan. Pada prinsipnya, akan memakan waktu beberapa detik untuk menginterpretasikan hasilnya."

Di samping penyakit-penyakit tulang, peralatan tersebut bisa, terbukti efektif mendekteksi pembusukan dini gigi, kata para peneliti.

Pengambilan darah pun mungkin tidak dibutuhkan lagi dalam kasus-kasus tertentu. Misalnya untuk memilih tingkat kolesterol, seseorang hanya perlu mengarahkan lasernya "ke bab yg biasanya dipakai untuk mengambil sampel darah yaitu di lekukan lengan yg merupakan daerah terdekat pembuluh darah dengan kulit," kata Morris.

Aplikasi-aplikasi Baru

Aplikasi lain bisa, menggunakan Raman sebagai alternatif non invasif dari mammografi umum yaitu proses yg menggunakan takaran rendah sinar-X untuk mendeteksi gejala-gejala kanker payudara.

Laser akan "melihat" ke dalam jaringan & mengeluarkan spektra berbeda yaitu distribusi warna yg merefleksikan perbedaan pada sifat-sifat jaringan.

Para peneliti Ingris di Laboratorium Rutherford Appleton di Didcot & di Rumah Sakit Gloucestershire Royal telah menggunakan Raman untuk menganalisa kalsifikasi dalam jaringan payudara yg mungkin merupakan gejala-gejala awal kanker payudara.

"Kami bisa, menargetkan kalsifikasi-kalsifikasi tersebut & tetapkan apakah mereka jinak / ganas," kata Nicholas Stone yg merupakan kepala unit penelitian biofotonik di Rumah Sakit Gloucestershire Royal kepada reporter majalah Chemical and Engineering News.

"Jika kalsifikasi-kalsifikasi itu ganas / cenderung menyerupai itu, kau akan tiba kembali untuk melaksanakan biopsi. Jika kalsifikasi-kalsifikasi tersebut jinak, yg persentase kasusnya sekitar 80 sampai 90%, kau tak akan tiba kembali untuk melaksanakan biopsi."

"Di Inggris saja, hal tersebut akan menghindarkan 80.000 pasien untuk melaksanakan prosedur-prosedur tambahan2."

Kategori Terkait:

Informasi Terkait:

Loading