Kaca Helm Lindungi Tentara Dari Ledakan
Jum'at, 25 April 2025

Advertisement

Masukkan script iklan 970x90px

Kaca Helm Lindungi Tentara Dari Ledakan

Sunday, April 28, 2019

Helm militer yg digunakan dikala ini masih menawarkan saluran bagi daya ledakan untuk melaksanakan penetrasi melalui wajah. Menambahkan beling helm pada helm stkamur militer, bisa, membantu melindungi tentara dari cedera otak.

Helm militer yg digunakan dikala ini masih menawarkan saluran bagi daya ledakan untuk melaku Kaca Helm Lindungi Tentara dari Ledakan
Helm Stkamur Tentara - Foto: FreeFoto

Penelitian gres yg memodelkan bagaimana gelombang kejut (shock wave) melewati kepala menemukan bahwa penambahan2 pelindung wajah bisa, membelokkan porsi substansial ledakan yg bila tanpa pelindung tersebut akan dengan mulus menjangkau otak.

Studi ini merupakan cuilan dari sejumlah besar penelitian gres untuk menghentikan cedera otak traumatis. Diperkirakan 1,5 juta orang Amerika menderita cedera otak traumatis ringan setiap tahun, & hampir 200.000 anggota tentara terdiagnosa menderita cedera tersebut semenjak tahun 2000, berdasarkan Armed Forces Health Surveillance Center di Silver Spring, Maryland. Walaupun tubrukan pribadi menyerupai membenturkan kepala jelas-jelas sanggup mencederai otak, daya yg berlangsung ketika bahan2 peledak mengirimkan gelombang kejut melalui kepala lebih sulit untuk dikarakterisasikan.

Dalam studi tersebut, para peneliti yg dipimpin oleh Raúl Radovitzky dari MIT’s Institute for Soldier Nanotechnologies membuat model komputer terperinci kepala insan termasuk lapisan lemak & kulit, tengkorak, serta banyak sekali jenis jaringan otak. Tim tersebut memodelkan gelombang kejut dari sebuah ledakan yg diledakkan sempurna di depan wajah dalam tiga kondisi: dengan kepala telanjang, dilindungi oleh helm yg kini digunakan dalam pertempuran, & dilindungi oleh helm tersebut dengan tambahan2 pelindung wajah polikarbonat.

Hasilnya memperlihatkan bahwa helm yg digunakan dikala ini oleh pihak militer tidak memperburuk kerusakan menyerupai yg ditunjukkan oleh beberapa penelitian sebelumnya. Akan tetapi setidaknya dalam hal pinjaman dari ledakan, helm tersebut juga tidak banyak membantu. Penambahan2 pelindung wajah akan memperbaiki beberapa masalah, berdasarkan laporan tim tersebut.

"Pelindung wajah banyak perperan dalam membelokkan daya dari gelombang ledakan & tidak membiarkannya secara pribadi menyentuh jaringan lunak," kata Radovitzky. "Kami tidak menyampaikan bahwa ini merupakan desain terbaik bagi pelindung wajah, tapi kami menyampaikan kita perlu melindungi wajah."

Untuk memvalidasi model tersebut, para peneliti di MIT & di mana pun juga harus melaksanakan eksperimen di dunia nyata. Akan tetapi karya tersebut memperlihatkan kelemahan utama pada helm yg digunakan dikala ini.

"Helm ini tidak didesain untuk menghentikan tekanan gelombang & tidak didesain untuk menghentikan peluru," tutur Albert King yg merupakan administrator Bioengineering Center di Wayne State University Detroit. "Seperti halnya helm American football tidak didesain untuk menghentikan geger otak tapi untuk menghentikan fraktur / keretakan tengkorak."

Mendesain helm yg tahan ledakan membutuhkan pengetahuan lebih baik perihal apa yg terjadi dalam otak ketika disapu oleh ledakan. Para tentara yg mengalami ledakan acapkali menggambarkan angin / gelombang yg buat mereka melihat bintang-bintang. "Saya pusing," merupakan laporan yg biasa didengar.

Cedera otak traumatis "ringan" yg diakibatkan, tidak mengakibatkan kehilangan kesadaran jangka panjang, & pemindaian otak memperlihatkan hasil normal. Akan tetapi melabelkan cedera ini sebagai cedera ringan merupakan istilah yg tidak cocok, kata Douglas Smith yg merupakan administrator Center for Brain Injury and Repair di Universitas Pennsylvania di Philadelphia.

"Bukan ringan; terminologi itu buat orang tersesat," tutur Smith. "Hal tersebut merupakan sesuatu yg serius yg bisa, mengakibatkan disfungsi berat."

Smith beserta para koleganya mengerjakan sensor yg bisa, ditempatkan dalam helm / kendaraan & menyerupai peralatan pendeteksi radiasi yg digunakan oleh para pekerja di pabrik nuklir akan mengindikasikan eksposur terhadap daya ledakan yg sanggup mengakibatkan cedera otak. Sensor tersebut digambarkan dalam sebuah makalah yg akan diterbitkan di NeuroImage.

Walaupun sebuah sensor mengindikasikan eksposur terhadap daya ledakan, masih belum terperinci bagaimana tepatnya daya tersebut mengakibatkan syok otak. Dalam kondisi sehari-hari, otak secara mudah sanggup menahan sedikit tubrukan. "Jatuhkan diri kau ke dingklik maka otak kau akan bergoyg menyerupai gel agar-agar," ujar Smith. Namun dalam kecepatan yg sangat tinggi, sel-sel otak bukannya melonggar tapi bisa, retak & pecah menyerupai kaca.

Efek jangka panjang dari sel-sel otak yg rusak ini sebagian besar tidak diketahui. Di samping sakit kepala kronis, pusing & kesulitan mengingat kata-kata, penelitian memperlihatkan bahwa ketika otak lumpuh walau hanya beberapa menit, cenderung mengakibatkan depresi.

Scott Matthews yg merupakan seorang psikiater di Universitas California, San Diego, yg mempelajari cedera otak traumatis ringan pada para veteran, memperhatikan bahwa kausalitas tidak sanggup dipastikan. Akan tetapi pada para tentara yg pernah terlibat dalam pertempuran, ia melihat depresi dua kali sesering pada orang-orang dengan cedera otak traumatis.

"Ada bukti yg kian banyak bahwa kehilangan kesadaran bisa, mengubah otak," kata Matthews.

Membongkar penyebab serta dampak & mendesain eksperimen untuk menjelaskan cedera otak traumatis serta akhir buruknya tetap sangat menantang. Lagi pula menerjemahkan temuan-temuan signifikan tersebut ke dalam kebijakan yg berarti bisa, sama sulitnya. Bahkan mengimplementasikan sesuatu yg sesederhana helm dengan pelindung wajah mempunyai permasalahan, kata Smith.

"Bagaimana kau mengembangkan sesuatu yg menyerupai itu?" katanya. "Ada hal-hal mudah menyerupai duduk kasus temperatur & kemudian ada impian para tentara bisa, bertemu & bersalam-salaman di pedesaan tanpa terlihat menyerupai orang luar angkasa."

Penelitian tersebut dipublikasikan di Proceedings of the National Academy of Sciences.

https://agpolicysoup.blogspot.com/search?q=jaringan-otak-mirip-internet-/">Fisika

  • Biologi
  • Loading